Ustadz Jazir
arsip Pesantren Mahasiswa Daaru Hiraa
---------------------------------
Innalillahi, Tokoh Masjid Jogokariyan Ustaz Jazir ASP Wafat
Ustaz Jazir dikenal luas sebagai aktivis penggerak kemaslahatan masjid.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar duka datang dari Yogyakarta. Tokoh umat Islam yang juga pengurus Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Ustaz Jazir ASP, wafat pada dini hari ini, sekira pukul 03.00 WIB di Yogyakarta, DIY.
Berita ini dikonfirmasi oleh Ustaz Dr Syakir Jamaluddin. Menurut dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini, Ustaz Jazir meninggal dunia saat menjalani perawatan medis di RS PKU Muhammadiyah, Yogyakarta.
"Innalillahi wa inna ilayhi rojiun. Tokoh umat, pelaku sejarah perjuangan, dan inisiator pemakmuran Masjid Jogokariyan, Ustaz Jazir ASP telah dipanggil oleh Yang Maha Mengasihi, Allah SWT, pada hari Senin, 22 Desember 2025 sekitar jam 03.00 di RS PKU Muhammadiyah," kata Ustaz Syakir dalam pesan singkat WhatsApp yang sudah dikonfirmasi Republika dari Jakarta pada Senin (22/12/2025) pagi.
"Ya Allah, ampuni dan sayangi dia, dan masukkan dia dalam surga-Mu, aamiin," sambung Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini.
Dilansir dari pemberitaan Republika, Ustaz Jazir ASP adalah seorang pelopor gerakan memakmurkan masjid. Dalam berbagai kesempatan, peraih anugerah Tokoh Perubahan Republika 2018 itu kerap berpesan, maslahat sebuah masjid tidak terutama terletak pada fisik bangunan tempat ibadah itu, melainkan program-program apa saja yang dijalankan takmir dalam menghadirkan kebermanfaatan di tengah umat dan masyarakat.
Melalui inisiasi dan kepemimpinannya sebagai ketua takmir, Ustaz Jazir sukses menjadikan Masjid Jogokariyan di Yogyakarta sebagai salah satu masjid paling ternama di Tanah Air. Bukan karena kemegahannya, melainkan inovasi-inovasi dan gerakan kerakyatan dari masjid itu yang membuat harum namanya.
Bermula dari sebuah langgar kecil, Masjid Jogokariyan telah menjelma menjadi pusat kegiatan yang terus berusaha membangun umat dan menyejahterakan masyarakat di sekitarnya.
“Alhamdulillah, banyak yang sudah terbantu dan mentas dari kemiskinan. Saat ini sudah ada sekitar 73 pengusaha yang dilahirkan oleh masjid. Mereka inilah yang sudah dibina dan dibantu,” kata Ustaz Jazir saat diwawancarai Republika pada 2019 silam.
Masjid Jogokariyan tak hanya makmur dengan kegiatan-kegiatan ubudiyah, tapi juga menjadi tempat rekreasi ruhani jamaah dan tempat merujuk berbagai persoalan masyarakat. Tak hanya itu, Masjid Jogokariyan tergolong inklusif dengan mempersilakan para penceramah dari berbagai golongan dalam Islam mengisi materi.
sumber: Republika
---------------------
Refleksi atas Wafatnya Ustadz Jazir ASP
Oleh : Mohammad Muhajir *
Kepergian Ustadz Jazir ASP bukan sekadar kabar duka. Ia adalah jeda sunyi yang mengajak kita semua—khususnya generasi penerus BKPRMI—untuk menoleh ke belakang, lalu melangkah ke depan dengan lebih bertanggung jawab.
Beliau bukan hanya salah satu founder BKPRMI. Ustadz Jazir ASP adalah arsitek sunyi dari gerakan besar pendidikan Al-Qur’an di Indonesia. Melalui inisiasinya dalam penyusunan metode Iqra’, jutaan anak Muslim belajar mengenal huruf demi huruf Al-Qur’an—sering kali tanpa pernah tahu siapa perintis di balik kemudahan itu.
Di situlah letak keagungan beliau.
Beramal besar tanpa meminta dikenal.
Mengubah arah sejarah tanpa menuntut disebut.
Metode Iqra’ bukan sekadar buku. Ia adalah ikhtiar peradaban. Ia lahir dari kegelisahan seorang pendidik yang tidak ingin Al-Qur’an hanya dimiliki segelintir orang yang kuat aqidah keislamannya saja, tetapi bisa disentuh oleh siapa pun—anak desa, anak kota, anak masjid, anak musholla—dengan cara yang mudah dan penuh cinta untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap agamanya.
Generasi BKPRMI hari ini mungkin sibuk dengan program, agenda, dan target capaian. Namun wafatnya Ustadz Jazir ASP mengingatkan kita pada satu pertanyaan mendasar:
Apakah kita masih menjaga ruh perjuangan itu?
BKPRMI tidak dibangun di atas popularitas, tetapi ketekunan.
Tidak dibesarkan oleh panggung, tetapi oleh kesabaran mengajar huruf demi huruf.
Tidak diwariskan dengan jabatan, tetapi dengan keikhlasan yang konsisten.
Ustadz Jazir ASP telah menyelesaikan tugas di usianya ke-63 tahun sebagaimana usia Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam.
Kini, tongkat estafet itu ada di tangan kita.
Menjadi penerus bukan berarti sekadar melanjutkan struktur organisasi, tetapi menjaga arah. Bahwa BKPRMI tetap berpihak pada umat, pada anak-anak, pada guru ngaji, dan pada Al-Qur’an sebagai pusat gerakan.
Semoga Allah ﷻ menerima seluruh amal beliau, mengangkat derajatnya bersama para pejuang Al-Qur’an, dan menjadikan kita generasi yang tidak hanya pandai mengenang—tetapi mampu melanjutkan dengan amanah.
Selamat jalan, Ustadzunaa..!
"Jejakmu telah menjadi jalan kami"
Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun.
* Mohammad Muhajir, ST., CPW. adalah dirda LPPTKA Surabaya dan anggota pengurus DPW BKPRMI Jatim
sumber: SekolahAnakAjaib







Leave a Comment