Qurban dan Kebersamaan

Lima belas tahun ikut mengurusi qurban, selalu saja ada pelajaran baru yang berhasil ditemukan, dan juga dirasakan. Kalau pada awal tahun 2000-an hanya beberapa ribu yang diurusi, tapi kini dengan puluhan ribu qurban yang diurusi, tentu saja diperlukan kemampuan lebih untuk mengelolanya.

Tahun ini, ditengah situasi ekonomi yang kurang cerah, ternyata tak menyurutkan pequrban untuk mengamanahkan pengelolaannya ke PKPU. Lewat sejumlah kantor dan perwakilan yang ada, mudhohiy (pequrban) satu demi satu terus dicatat dan dibuku-kan.

Persiapan demi persiapan dilakukan PKPU agar pengelolaan qurban tahun ini bisa lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Perbaikan bukan hanya dari sisi pelayanan yang sifatnya back office seperti layanan sistem IT dan channel payment yang semakin mudah dan luas. Perbaikan juga dilakukan dari sisi kualitas layanan hewan qurban, cara pengelolaan di lapangan, jaminan syariah, jaminan kesehatan hewan serta peningkatan kualitas sdm yang terlibat, termasuk relawan dan para front linner di gerai-gerai dan booth yang dimiliki PKPU.

Alhamdulillah, Di moment Idul Adha 1436 H, sampai dengan hari Tasyrik kedua (Sabtu, 26/9) Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU telah mendistribusikan 1.720 ekor sapi  dan 2.796 kambing/domba kepada 296.720 penerima manfaaat di berbagai tempat.

Distribusi ini meliputi 8 negara (Somalia, Kenya, Yordania, Palestina, Myanmar, Thailand, Filipina dan Indonesa). Adapun di dalam negeri distribusi hewan qurban dilakukan di 24 propinsi, 146 kabupaten/kota, 455 kecamatan dan 804 desa/kelurahan.

Dunia filantropi memang berbeda dengan dunia bisnis, bahkan kadang menunjukan anomali yang terlihat jelas. Ketika semua sektor bisnis terpengaruh muramnya ekonomi, malah sejumlah perusahaan mulai merumahkan karyawannya, justru filantropi Islam, khususnya qurban kali ini menunjukan hal sebaliknya. Calon pequrban datang bergelombang ke gerai-gerai dan booth yang PKPU miliki, bahkan dengan mata kepala sendiri penulis lihat dan saksikan, ada yang datang ke kantor hampir tengah malam hanya sekedar memastikan ia tak tertinggal qurban dan bisa dibantu dikelola qurbannya oleh PKPU.

Kala itu, ada bapak-bapak yang datang lengkap dengan anak dan isterinya hampir tengah malam. Kebetulan saya ketika itu hendak mengambil laptop yang tertinggal di ruangan meeting depan. Jadilah akhirnya kami ngobrol hampir dua setengah jam. Bapak ini sangat berharap PKPU bisa lebih besar dari sekarang dan lebih profesional.

Ia bilang : "Melihat anak-anak muda di PKPU, saya yakin PKPU bisa lebih besar lagi dan lebih bagus". Amin, batin saya ketika itu ikut mengaminkan, semoga keinginan bapak ini dan juga donatur dan mitra kami bisa diwujidkan, menjadikan PKPU lebih besar, lebih bagus dan tambah profesional.

Qurban tahun ini bagi PKPU menjadi bukti bahwa masyarakat masih tetap antusias untuk menunaikan ibadah qurbannya dan masih kuat jiwa kepeduliaannya. Luar biasa, krisis tak mempengaruhi orang untuk bisa ber-qurban. Lihat saja jumlah hewan qurban dan penerima manfaatnya ternyata meningkat dibandingkan tahun lalu.

Kejadian paling fenomenal tahun ini bukan sekedar pada antusiasme dan peningkatan pengelolaan qurban, namun justru pada luar biasanya semangat berqurban PKPU'ers. Kami di PKPU lebih suka menyebut karyawan atau pekerja PKPU dengan PKPU'ers, istilah ini lebih menekankan adanya spirit corps dan persaudaraan yang kuat.

Kejadian ini, walau baru tengah malam tadi diputuskan sesungguhnya akarnya sudah ada sejak awal-awal persiapan qurban di mulai. Di PKPU, seluruh PKPU'ers memang diminta untuk berqurban terlebih dahulu sebelum mengajak orang lain berqurban. Spirit ini agar bisa menjadi keteladanan bagi diri dan keluarga, juga agar tak punya beban saat berkomunikasi dengan calon pequrban.

Agar tidak memberatkan, Manajemen PKPU  konsekuen untuk membantu prosesnya dengan memberikan fasiitas cicilan qurban bagi PKPU'ers yang berqurban. Tak heran hampir seluruh PKPU'ers ikut berqurban dan bahkan menyertakan juga anak, isteri, orang tua dan keluarga lainnya.

Menjelang hari tasyrik berakhir, dalam review harian yang berlangsung tengah malam tadi (sabtu, 26/9) ternyata dalam catatan tim qurban, masih ada stock sapi sejumlah 37 ekor yang tersebar di sejumlah lokasi.

Sejumlah ide coba dikemukakan agar ada solusi konkret terhadap masalah ini. Merujuk kejadian tahun 2011 lalu, kejadian seperti ini berakhir dengan mudah, dengan mengembalikan sapi-sapi yang ada kepada vendornya masing-masing. Tak heran kemudian, sejumlah usulan muncul mengikuti "yurisprudensi" sebagaimana yang pernah diambil di kasus serupa.

Setelah terus mencari solusi atas masalah ini, munculah lontaran dari Pa Agung Notowiguno, Dirut PKPU yang biasa nongkrong menemani tim qurban hingga menjelang pagi. Ide untuk mengajak PKPU'ers berpartisipasi aktif kembali untuk berlomba-lomba berqurban dengan segala kemudahan dan keistimewaannya. Kemudahan pada caranya, yang bisa dicicil maksimal selama setahun dan keistimewaan karena berpahala ganda, menambahi qurban bagi yang sudah dan menambahi keluarganya yang belum berqurban atas nama dan tanggungan karyawan.

Tak selang berapa detik, ide ini dengan antusias di dukung. Lantas dengan mudah selanjutnya diputuskan bersama dan segera disosialisasikan saat itu juga. Kata teman-teman yang hadir ketika itu : "Keputusan baik jangan sampai ditunda-tunda, apalagi didahului oleh kokok ayam dari timur kala subuh menjelang".

Bismillah, niat ini pun di sosialisasikan malam tadi. Semua yang dilakukan tanpa paksaan, tanpa tekanan. Teman-teman sadar sepenuhnya bahwa keputusan ini secara langsung menyelesaikan dua masalah besar. Pertama masalah harapan dhuafa yang akhirnya terwujud dengan dipotongnya hewan qurban yang telah ada dan direncanakan di tempat-tempat yang memang sudah direncanakan sebagai prioritas qurban tahun ini dan kedua, menyelamatkan marwah para relawan yang antusias akan membantu mengelola dan mendistribusikan qurban dari PKPU. Mereka dengan kesadaran yang tinggi dan tanpa bayaran telah bersiaga membantu distribusi qurban tahun ini. Terutama mereka-mereka yang sengaja jauh-jauh hari bersiap diri dan mendeklarasikan sebagai relawan PKPU untuk qurban tahun ini.

Hingga pukul 7 pagi hari ini, sejumlah 259 pequrban tambahan yang direncanakan tadi malam ternyata hampir bisa dipenuhi kuotanya. Masyaallah....bukan hanya bangga melihat kebersamaan ini, namun juga amat haru. Mereka yang hampir lima hari tak enak makan dan tidur karena mengurusi ribuan pequrban ternyata hatinya tak lekang oleh lelah....tak menyempit oleh kantuk.

Panggilan untuk kembali berkorban dalam arti sebenarnya tak menyurutkan sedikitpun semangat, apalagi keluhan. Inilah saatnya kembali berkorban, untuk kemuliaan qurban. Inilah saatnya membuktikan kebersamaan ketika kepedulian dan semangat kemanusiaan telah memanggil-manggil nyata di lapangan.

Robbi...
semoga keinginan besar kami untuk selalu bersama dalam kebaikan senantiasa engkau jaga agar selalu menyala di kedalaman dada.

Robbi...
semoga kebersamaan ini walau mungkin laksana lilin-lilin kecil, tetaplah menjadi penerang bagi terwujudnya kemuliaan umat Islam di Indonesia maupun dunia.

Robbi...
di hati terdalam kami, ijinkan kami meminta pada-Mu agar kebersamaan kami saat ini, engkau kekalkan di Syurga-Mu.

Condet Raya 27 G,
Menjelang ayam berkokok di ahad 27 September 2015

Nana Sudiana
(Alumni Daaru Hiraa & Pengurus Pusat PKPU)

No comments

Theme images by RBFried. Powered by Blogger.