Muraqabah

"Eh nyontek dong mumpung tidak ada pengawas nich!!!! Teriak seseorang ketika ujian".

"Mau buka situs XXX ah, kan dalam bilik internet ini cuma aku doank…"

            Itulah sepenggal kisah tentang seseorang dalam posisi seorang diri atau merasa tidak ada yang mengawasi. Mereka bisa saja melakukan kebaikan ketika bersama dengan banyak orang, namun begitu dalam keadaan sendiri mereka akan berbuat maksiat.

            Kisah-kisah seperti itu kadangkala terjadi dalam diri kita karena kita tidak merasa dalam pengawasan Allah SWT. Padahal Allah selalu mengawasi kita dimana saja, kapan saja, dan siapa saja manusia tanpa terkecuali. Allah berfirman dalam QS. Al-Hadid :4

"Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan".

            Di dalam agama Islam perasaan diawasi oleh Allah  disebut dengan muraqabah. Secara bahasa muraqabah diartikan sebagai memperhatikan, menjaga dan mengawasi sesuatu. Sedangkan Imam Ibnu Qayyim al- Jauziyyah mengartikan muraqabah sebagai kesinambungannya kesadaran dan keyakinan seorang hamba terhadap pengawasan Allah Ta’ala terhadap kondisi lahir maupun batinnya.

            Perasaan tidak ada yang mengawasi kita ketika dalam posisi seorang diri menimbulkan bahaya yang mengerikan. Dengan kita mempunyai perasaan tanpa diawasi maka kita telah terjebak dalam suatu kondisi kemunafikan. Iman kita seakan-akan hanyut tertelan kondisi sunyi seorang diri tanpa ada seorang makhluk pun yang mengawasi apa yang kita kerjakan. Iman kita akan menjadi naik ketika banyak orang berkerumun dan akan menjadi turun ketika tidak manusia yang melihatnya.

            Farqad al-Sabakhy mengatakan : ”Sesungguhnya orang munafik itu (sebelum beramal) akan melihat, jika ia tidak menemukan seorang manusia pun maka ia akan masuk ke dalam perbuatan buruk. Sebab ia hanya menghadirkan pengawasan manusia dan bukan pengawasan Allah Azza wa Jalla".

            Itulah yang menjadikan pahala kita akan menjadi lebur atau hilang nantinya di hari penimbangan atau Yaumul Hisab. Hal ini telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda :

“Aku akan memberitahukan tentang beberapa kaum dari umatku, mereka datang pada hari Kiamat dengan kebajikan yang banyak seperti gunung Tihamah yang putih, namun Allah membuatnya sama sekali tidak bernilai. Ketahuilah! Mereka adalah saudara-saudara kalian sendiri, mereka beribadah di waktu malam sebagaimana kalian. Namun saat mereka sendiri dengan hal-hal yang diharamkan Allah mereka melakukannya“. (H.R. Ibnu Majah dalam Kitab al-Zuhd)

            Sangat mengerikan bagi kita semua apabila kita telah beribadah namun masih mengerjakan maksiat dikarenakan tidak mempunyai sifat muraqabah yaitu merasa diawasi oleh Allah Sang Kholik.

            Berikut beberapa cara agar kita bisa merasakan pengawasan dari Allah SWT :

  • Menyibukkan diri dengan Tuhannya
  • Mengagungkan apa yang diagungkan oleh Allah
  • Merasa rindu dan tenang bersama Allah
  • Menganggap besar dosa-dosa kecil
  • Penjagaan terhadap anggota-anggota tubuh
    • Dengan muraqabahlah kita bisa menjaga apa-apa yang kita punya dari anggota tubuh kita agar tidak terjerumus dalam perbuatan maksiat.
  • Memperbanyak berbagai ketaatan
    • Banyak dari sahabat yang telah mempunyai kekuatan muraqabah yang kuat sehingga mereka tidak menyia-nyiakan waktu sedikitpun kecuali hanya untuk Allah Ta’ala.

            Semoga kita senantiasa diberi nikmat Iman, dan Islam untuk menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Amin.

Penulis: Ahmad Muttaqin (Santri DH7 & Mahasiswa FIB UGM)

Sumber: Saat Allah Begitu Dekat Denganmu__Syekh Ahmad Jad

Note: Buletin DH edisi 20 bisa didownload dibawah ini:
Attachment: buletinDH_20.pdf

No comments

Theme images by RBFried. Powered by Blogger.